.....di kesempatan kali ini. Meskipun begitu ada beberapa
capaian yang mungkin jarang dicapai oleh orang lain. Bukan bermaskud sombong,
hanya mengukur sejauh mana perkembangan kemampuan diri. Walau tak sesuai dengan
target yang diberikan.
Adapun sedikit solusi dari permasalahan yang sedikit saya
alami, mungkin dapat bermanfaat bagi mahasiswa generasi setelah saya (angkatan
2018 seterusnya) dengan tugas serupa dan kondisi yang hampir serupa.
1.
Memimpin Yasinan
2.
Tinggal di
pesantren selama 1 pekan, beda dengan yang pulang-pergi (rumah-sekolah)
3.
Mengajar dan
berdiskusi dengan 2 siswa yang hendak mengikuti olimpiade matematika. Siswa
yang diajarkan materi baru, bisa memahami dengan mudah.
4.
Berjalan kaki
sejauh ±1,5 km dari kelas ke kelas
5.
Memiliki
kesempatan untuk memberikan nasehat ke para santri

1.
Jangan menganggap
remeh suatu amanah. Itu merupakan benih kesombongan yang akan menghantar pada
kekecewaan. Sebgaiamana definisi sombong, menolak kebenaran dan meremehkan
manusia. Menganggap tugas KKN ringan, meremehkan dosen secara tidak langsung,
mampu membuat KKN berjalan tidak terlalu lancar.
2.
Jangan anggap
liburan sebagai liburan. Jika kau menganggapnya begitu, maka akan muncul rasa
malas, bersantai-santai, menunda-nunda pekerjaan.
3.
Benar- benar
diatur jadwal sebelum terjun ke lapangan. Pengaturan dijadwal untuk menghindari
kejadian yang tidak bisa diprediksi. Setidaknya dengan penjadwalan, kita bisa melakukan
berbagai macam opsi-opsi.
4.
Surat menyurat
sangatlah penting. Ada beberapa lembaga yang menolak, sekalipun itu TPQ, jika
akadnya tidak jelas. Sangatlah perlu, surat menyurat terkait pemberitahuan,
maksud, tujuan dan lain sebagainya.
5.
Berlatih sebelum
ditugaskan. Bisa jadi, meskipun tugas yang diberikan hanyalah sit in atau
sekedar observasi, tidak menutup kemungkinan untuk dipersilahkan mengajar.
Latihan itu penting, terutama materi materi yang telah lampau dipelajari ketika
dibangku sekolah.
6.
Menjaga kesehatan
fisik dan mental. Kesehatan fisik sangat penting berkaitan dengan stamina diri.
Begitu juga dengan kesehatan mental, karena sakit mental (pikiran) mampu
melebihi sakit fisik biasa.
7.
Melihat akreditasi
sekolah dan usia sekolah. Hal ini sangat berpengaruh terhadap sistem sekolah
yang telah ditetapkan. Biasanya sekolah yang masih muda dan baru, tidak
memiliki sistem yang tepat. Perubahan sistem bisa saja terjadi. Jadwal itu fleksibel.
8.
Ibadah jangan
ditinggalkan. Amalan-amalan sholeh jangan dihentikan. Hafalan Al Qur’an jangan
dilupakan. Barangkali dengan berhentinya keiistiqomahan kita dalam beribadah
dan beramal sholah berpengaruh terhadap keberkahan kegiatan yang dilakukan.
9.
Ketika sudah ber azzam
jangan lupa bertawakkal. Jika kamu berazzam, bertawakkallah pada Allah.
Semoga dengan beberapa solusi yang diberikan mampu meminimalisir
kejadian tak diingankan yang serupa. Semoga Allah mempermudah urusan
teman-teman sekalian, Niatkan untuk Allah, Karena Allah dan sebaik baik kita
(makhluqNya) merencanakan skenario, tetaplah Allah sebagai penentunya. Wallahu
A’lam.
Komentar
Posting Komentar